(Kampoeng Boedaja Malang)
di sepanjang jalan ini
jerit-jerit anak bangsa
pecahkan kebisuan
geliatnya kan lahirkan petir
menyambar asa yang terkulai lemah
di sepanjang jalan ini
aku kan tetap nyanyikan
lagu sumbang negeri ini
meskipun hujan guyur semangatku
dan terik kuras energiku
dengarlah kau wahai para pendusta
biarpun
telingamu telah kau tulikan
biarpun
matamu telah kau butakan
tapi hatimu akan selalu tergetar
dan lemahkan
langkahmu yang telah gontai
Malang 2004
CERITA TENTANG LAMBAU
(Lemah Tanjung)
Disini dulu aku mencari kayu
Menjadi tarzan,begitu anganku
Sambil bersenda gurau
Disini dulu aku bermain bola
Sambil bercanda
Merenda asa
Disini kini aku berdiri
Menatap ngeri
Kotaku yang kehilangan jati diri
Disini dulu berdiri Lambau
Kini telah berdiri rumah hantu
Sebab kala hujan,semua menjadi galau
TENTANG KESENIAN
Seni terkadang bagai sebuah cangkul
Sebuah alat untuk mengolah tanah,
Ketika telah menjadi subur
Tanaman menjadi indah di pandang,
Keindahan tanaman itupun
Akan menghasilkan materi yang lain.
Jika cangkul hanya di pandang
Sebagai cangkul di mana letak fungsinya?
Malang 2008
*Budayawan Malang dan Pemilik Toko Buku Poestaka Rakjat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar