Kamis, 05 Maret 2009

PUISI-PUISI: M. NASHIR*

LORONG SRIWIJAYA

(Kampoeng Boedaja Malang)


di sepanjang jalan ini

jerit-jerit anak bangsa

pecahkan kebisuan

geliatnya kan lahirkan petir

menyambar asa yang terkulai lemah

di sepanjang jalan ini

aku kan tetap nyanyikan

lagu sumbang negeri ini

meskipun hujan guyur semangatku

dan terik kuras energiku

dengarlah kau wahai para pendusta

biarpun

telingamu telah kau tulikan

biarpun

matamu telah kau butakan

tapi hatimu akan selalu tergetar

dan lemahkan

langkahmu yang telah gontai

Malang 2004


CERITA TENTANG LAMBAU

(Lemah Tanjung)


Disini dulu aku mencari kayu

Menjadi tarzan,begitu anganku

Sambil bersenda gurau


Disini dulu aku bermain bola

Sambil bercanda

Merenda asa


Disini kini aku berdiri

Menatap ngeri

Kotaku yang kehilangan jati diri


Disini dulu berdiri Lambau

Kini telah berdiri rumah hantu

Sebab kala hujan,semua menjadi galau

Mlg, 2002


TENTANG KESENIAN


Seni terkadang bagai sebuah cangkul

Sebuah alat untuk mengolah tanah,

Ketika telah menjadi subur

Tanaman menjadi indah di pandang,

Keindahan tanaman itupun

Akan menghasilkan materi yang lain.

Jika cangkul hanya di pandang

Sebagai cangkul di mana letak fungsinya?

Malang 2008

*Budayawan Malang dan Pemilik Toko Buku Poestaka Rakjat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar