Minggu, 01 Maret 2009

Puisi-puisi: Liza Wahyuninto

(http://selamatpagiindonesia.wordpress.com)

Gadis Kecil Gesek Luka Ku

Gadis kecil yang dulu gesek lukaku
Kini masih berlagak diri seolah sembilu
Balut lukaku yang semakin membiru
Pantangkan diri tuk mengharu

Bak mawar ia tengah merekah
Malu hendak ku sentuh kelopaknya
Atau sekedar mengerling merahnya
Karna ku tahu ia takkan tanggung marah sang duri

Gadis kecil yang dulu gesek lukaku
Kini mulai berceloteh tentang pesta menyambut pagi
Nyanyian periang di tengah sepi
Meskipun ia sering teriris sembilu

Bak gendang ia mendendang
Lagu bimbang di tengah gersang
Jengah hendak ku pangku ia
Tak pantangkan baginya terantuk galah

Gadis kecil yang dulu gesek lukaku
Kini berdiri tegak di hadapanku
Tubuhnya membiryu, bibirnya membisu
Rebahkan diri ke pelukanku
Sembari berbisik “maafkan daku”

Malang, 12-13 Juni 2008

Parade Menjemput Mimpi

kan ku elus alismu
cepatkan memimpi menepi
kan ku tiup matamu
pengusir mimpi buruk yang memburu

begitu anggun kau dalam lelap
tanang dalam keheningan
ku tahan napasku
biar mimpi tak berlabuh

malang 05 Juni 2007

Aku Menulis Lagi

Aku menulis lagi

Melupakan Nil yang pernah ku sebrangi

Melupakan Himalaya yang pernah ku daki

Melupakan Amazon yang pernah ku susuri

Aku menulis lagi

Tentang cinta yang tak kunjung menyapa

Tentang hati yang tak jua terpaut

Tentang jiwa yang tak pula berhenti resah

Aku menulis lagi

Tentang pertemuan sebatas mata

Tentang percakapan sebatas senyum

Tentang lidah kelu tak berkata apa-apa

Aku menulis lagi

Dan tak kan berhenti menulis

Hingga ada kerling mata menjelma sapa

Hingga senyum menjelma tanya

Aku menulis lagi

Dan kan terus menulis

Walau Nil sudah mengering

Walau Himalaya merata tanah

Walau Amazon tak lagi bertumbuh ilalang

Aku menulis lagi

Hingga aku mati dalam sepi

Malang, 05 September 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar