Selasa, 05 Mei 2009

Puisi-Puisi: D.N. Hasan

ONANI KATA

Kata-kata bergema dalam ruang benak
Berdesakan menjelajahi otak
Kata-kata bergemuruh di ujung lidah
Akankah terlontar bagai muntah
Ludah
Ataukah sumpah serapah

Kata-kata tercurah dalam pena
Mengalir lewat tinta
Muncrat tumpah di atas secarik kertas
Bebas lepas
Seakan tiada batas

Akankah bermakana
Akankah tiada guna
Mengisi lembaran sejarah
Ataukah keranjang sampah
Engkau sendiri yang akan memberi arti

BELENGGU RINDU I

Titik-titik air terus menampari wajah bumi tanpa henti
Lesap dalam tanah merah
Semerbak harumnya memanggiliku
Rindu ku pun nyalang
Akan tanah pegunungan dan belantara sunyi
Nyanyian dedaunan dan serangga malam

Namun………
Langkahku terkotak dalam rumah ini
Atap bocor dan ancaman banjir
Karena kota Malang ku nan benar-benar malang
Telah menjadi kota ruko, mall, dan real estate
Tiada cukup lagi lahan tuk resapan air

Malang, Januari 2006

BELENGGU RINDU II
(Kepada Kota Malangku)

Kemana kaki harus melangkah
Bila rindu kian mendera ?
Dalam pengap belantara kota
Yang kian rimbun dan kering
Pohonku adalah
Tembok-tembok real estate
Tembok-tembok mall dan ruko
Sungaiku antrian kendaraan bermotor
Kabutku asap pabrik dan knalpot
Langitnya mendung turunkan hujan asam
Gunungku adalah timbunan sampah
Ampas gaya hidup konsumtif
Dan tebarkan wabah penyakit jiwa
Konsekuensi Tri Bina Cita kota Industri
Aku rindu harum tanah basah dan embunnya
Angin lembut yang belai kabut
Dan nyanyi malam binatang hutan
Kala sibak onak belantara kota
Kala lalui badai gunung
Atau cumbui tebing dan cadas bebatuan
Dengan balutan energi segarnya air kali
Kini
Kemana kaki harus melangkah
Bila rindu kian mendera ?
Sedang pada keheningan sana
Alam sedang berunjuk rasa
Tanah yang tergerak
Dan airpun berontak

BANGSA YANG BELAJAR DARI
NEDHERLAND-INDIE

Bangsa kita adalah bangsa yang besar
Bangsa yang mampu belajar dari sejarahnya
Bagaimana menjajah dan menindas
Rakyatnya sendiri
Dasar otak materialis, hati iblis

Malang, November 200

Tidak ada komentar:

Posting Komentar